BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Media dan masyarakat adalah dua hal yang selalu berkaitan. Sadar atau
tidak sadar media massa telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat.
Pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi seperti media massa,
menyebabkan terjadi perubahan dimana-mana. Media massa sedikit demi sedikit
membawa masuk masyarakat ke suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukan
pola pikir serta budaya perilaku masyarakat. Berbagai informasi yang disajikan
media massa dinilai dapat memberi dampak yang berwujud positif dan negatif. Di
era globalisai zaman sekarang yang semua serba modern, setiap perubahan terasa
sangat cepat. Mulai dari trend fashion, musik, selera makanan-minuman hingga
gaya hidup masyarakat tradisional beralih menjadi gaya hidup masyarakat modern.
Berbeda dengan zaman dahulu yang semua pergerakannya terasa lamban dan tidak
terburu-buru. Begitu juga dengan media massa mengalami perkembangan yang sangat
dirasakan hingga kini. Era dimana banyak lahir media-media baru seperti,
televisi, surat kabar, radio, majalah, film dan internet. Maka dari itu,
dipertanyakan pula peran dan fungsi media massa ditengah masyarakat sosial dan
pengaruhnya.
- Rumusan Masalah
1) Bagaimana sejarah media ?
2) Apa hubungan antara media massa dan masyarakat ?
3) Bagaimana pengaruh perkembangan media massa bagi masyarakat ?
4) Apa peran dan fungsi media massa sebagai penunjang perubahan ?
5) Apa saja dampak positif maupun magatif dengan adanya media ?
6) Apa itu budaya massa dan
bagaimana pengaruhnya terhadap budaya mayarakat yang telah ada sebelumnya ?
7) Bagaimana kita menyikapi pesan-pesan dari media yang kita terima agar
tidak menimbulkan dampak negatif yang berkelanjutan ?
- Rumusan Tujuan
dari rumusaan masalah diatas maka penulis
merumuskan tujuan penyusunan makalah ini yaitu untuk:
1) Menjelaskan empat era dalam sejarah media
2) menjelaskan pengertian media dan masyarakat serta hubungan keduanya.
3) menjelaskan pengaruh perkembangan media massa bagi masyarakat.
4) Menjelaskan peran dan fungsi media massa sebagai penunjang sosial.
5) Memaparkan dampak positif dan negatif dengan adanya media.
6) Menjelaskan tentang budaya massa dan pengaruhnya.
7) Memberikan beberapa solusi dan cara menyikapi dampak dari media massa.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah media
McLuhan bersama Quentin
Fiore menyatakan bahwa media pada setiap zamanya menjadi esensi masyarakat.[1]
Mereka menyatahan bahwa adanya empat era atau zaman dalam sejarah media, dan
masing-masing era berhubungan dengan mode komunikasi dominan pada era
bersangkutan.
1. Era Kesukuan
Era kesukuan mempunyai
ciri lisan, yaitu bercerita, dimana orang menjalankan atau mengungkapkan
tradisi, ritual dan nilai-nilai mereka melalui kata-kata yang diucapkan. Bagi
kebanyakan orang pada era ini, mendengarkan adalah memberikan kepercayaan
terhadap apa yang didengar. Berkomunikassi secara lisan tentu saja lebih
emosional dan karenanya, masyarakat yang hidup pada era ini bersifat spontan
dengan pandangan yang gampang berubah. Dalam komunikassi lisan, setiap individu
atau kelompok harus menyimpan informasi yang diperolehnya dalam ingatan dan
menyebarkannya kepada orang lain melalui percakapan. Ingatan ini berfungsi
sebagai penjaga pengetahuan masyarakat.
2. Era Tulisan
Pada era tulisan, orang
menekankan pada indra penglihatan yang ditandai dengan diperkenalkannya huruf
abjadd (alfabet), kemudian mata menjadi indra dominan dalam berkomunikasi.
Menurut McLuhan, orang bisa membaca berarti ia mengutamakan fungsi indra
penglihatan daripda pendengaran. Anggota masyarakat yang hidup pada era ini
dalam melakukan tindakan atau aksi tidaklah bersamaan dengan reaksi atau respon
yang diberikan, selalu ada jeda antara informasi yang diterima dengan respon.
Mereka yang dapat
membaca dan menulis memiliki status khusus sehingga pendidikan formal memegang
peran penting. Individu dan kelompok dapat dibagi antara mereka yang mempunyai
pengetahuan atau tidak.mcLuhan menyatakan bahwa penemuan huruf abjad
menyebabkan orang melihat lingkungan mereka berdasarkan cara pandang atau
perspektif visual dan ruang. Ia juga mengatakan bahwa munculnya abjad membuat
pengetahuan tidak lagi menjadi monopoli orang-orang tertentu saja (eksklusif)
karena pengetahuan juga dapat diakses oleh banyak orang. Munculnya tulisan
menjadiawal dari eradimana komunikasi tidak perlu dilakukan secara tatap muka.
Orang mulai mampu mendapatkan informasitanpa bantuan anggota kelompok lainnya,
sehingga masyarakat mulai cenderung bersifat individualistik dan meninggalkan
orientasinya pada kelompok.
3. Era Cetak
Penemuan mesin cetak
memberikan tanda munculnya era cetak dalam peradaban manusia dan awal reccolusi
industri. Dengan adanya mesin cetak memungkinkan orang untuk membuat salinan
dari tulisan, buku, pengumuman dsb dalam jumlah besar. teknologi cetak
memungkinkan orang untuk menyimpan informasi secara lebih permanen. McLuhan
mengamati bahwa buku sebagai salah satu bentuk media cetak telah menjadi ‘mesin
pengajaran yang pertama’. Biku ajar tetap menjadi media ppengajaran terpenting di
sekolah-sekolah, meskipun sudah ada internet yang banyak digunakan secara luas
dewasa ini.
4. Era Elektronik
Kehidupan sebagian
besar manusia sangat bergantung pada teknologi elektronik. McLuhan dan Fiore
memiliki pandangan menarik bahwa kehadiran teknologi komunikasi, seperti
telegraf, radio, televisi, dan telepon justru membawa manusia kembali pada
situasiera kesukuan yang lebih menekankan pada komunikasi secara lisan (oral).
Namun, perbedaan terletak pada tempat; era elektronik tidak terikat pada tempat
karena pesan dapt dikirim secara elektronis (disiarkan).[2]
Jika era lisan
menciptakan budaya komunitas, era tulisan menciptakan budaya kelas, maka era
elektronik menciptakan budaya sel, yaitu adanya berbagai kelompok yang saling bersaing
untuk membela kepentingannya. muncul politik kepentingan, namun muncul juga
nilai-nilai demokrasi. Pada era ini pula orang akan mengidentifikasikan dirinya
dengan orang atau kelompok lain yang saling bersaing. Sehingga ia mengetahui
berbagai pandangan yang berbeda dan memiliki tantangan untuk mengintegrasikan
barbagai perbedaan itu. Era elektronik ini memberikan peluang unik untuk
mengevaluasi kembali bagaimana media mempengaruhi masyarakat yang mereka layani.
B.
Hubungan Media Massa dan
masyarakat
Istilah ‘media massa’
memberikan gambaran mengenai alat komunikasi yang bekerja dalam berbagai skala,
mulai dari skala terbatas hingga dapat mencapai dan melibatkan siapa saja di
masyarakat, dengan skala yang sangat luas. Istilah media massa mengacu kepada
sejumlah media yang telah ada sejak puluhan tahun lalu dan tetap dipergunakan
hingga saat ini, seperti surat kabar, majalah, film, radio, televisi, internet
dll. Internet adalah salah satu media baru yang bersifat individual, lebih
beragam (diversified) dan lebih interaktif. Walaupun media baru menunjukkan
pertumbuhan yang cepat, namun belum terlihat tanda-tanda b ahwa media massa
‘lama’ akan berkurang peranannya
dibandingkan sebelumnya. Peranannya tetap bertahan dengan cara terus menerus
menambah kemampuannya dalam upaya menghadapi media baru.
Menurut
Denis McQuail (2000), medi massa memiliki sifat dan karakteristik yang mampu
menjangkau massa dalam jumlah besar dan luas (universality of reach), bersifat
publik dan mampu memberikan popularitas kepada siapa saja yang muncul di media
masssa. Karakteristik media tersebut memberikan konsekuensi bagi kehidupan
politik dan budaya masyarakat kontemporer dewasa ini. Dari perspektif politik,
media massa telah menjadi elemen penting dalam proses demokratisasi karena
menyediakan arena saluran bagi debat publik, menjadikan calon pemim[pin politik
dikenal masyarakat dan juga berperan menyebarluaskan berbagai informasi dan
pendapat[3]
Dari perspektif budaya,
media massa, telah menjadi acuan utama untuk menentukan definisi-definisi
terhadap suatu perkara, dan media masssa memberikan gambaran atas realitas
sosial. Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan
hiburan dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi semua orang. Peran media
massa dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya
pertumbuhan industri media, diversifikasi media massa dan konsolidasi kekuatan
media massa di masyarakat.[4]
Sulit untuk menatik
garis yang jelas antara teori media massa dan teori masyarakat. Media merupakan
media lembaga sosial yang terpisah, namun berada dalam masyarakat. Media
memiliki aturan-aturan dan tindakan sendiri, namun demikian media massa harus
memiliki batasan (ruang lingkup) yang jelas terhadap masyarakat yang lebih
luas. Sejalan dengan semakin meningkatnya aktivitas media, peran ekonominya
yang semakin besar dan kekuatannya secara informal, media massa pada akhirnya
akan tetap bergantung pada masyarakat, walaupun lembaga ini memiliki kedudukan
independen.
Hubungan antara media
dan masyarakat pada dasarnya akan bergantung pada waktu dan tempat dimana media
massa itu berada. Media massa di berbagai negara pada dasarnya memiliki
perkembangan yang berbeda-beda, tergantung pada sistem ekonomi dan politik
negara tersebut. Media massa di negara-negara yang memiliki sistem
kemasyarakatan yang tidak terlalu individualistik, komunal, religius dan tidak
terlalu sekuler biasanya memiliki media massa yang yang berbeda dengan
negara-negara Barat dengan sistem politik dan ekonomi yang lebih liberal.
Bahkan memi;liki teori dan praktik media yang berbeda pula.
C. Pengaruh Perkembangan media Massa terhadap Masyarakat
Pengaruh yang
ditimbulkan media massa telah menumbuhkan perkembangan dan pembaharuan yang
cepat dalam masyarakat. Pembaharuan yang berwujud perubahan ada yang ke arah
positif dan ada yang ke arah negatif. Pengaruh media tersebut berkaitan dengan
aspek-aspek lain seperti komunikator, isi pesan dari media itu sendiri serta
tanggapan dari masyarakat.
Kita sadari atau tidak,
masyarakat sering dipengaruhi oleh media massa, misalnya media massa membujuk untuk
menggunakan produk tertentu (iklan). Ataupun secara tidak langsung membujuk
untuk mendukung ideologi politik atau partai tertentu. Seehubungan dengan hal
tersebut, ada beberapa teori kontemporer yang berkaitan dengan pengaruh
komunikasi massa, yaitu:
§ Teori perbedaan individu
Menurut teori ini
terdapat kecenderungan baru dalam pembentukan watak seseorang melalui proses
balajar. Adanya perbedaan pola pikir dan motivasi didasarkan pada pengalaman
belajar. Perbedaan watak individu ini disebabkan karena perbedaan lingkungan
yang mrnghasilkan berbagai pandangan dalam menghadapi sesuatu. Lingkungan akan
mempengaruhi sikap, nilai-nilai serta kepercayaan yang mendasari kepribadian
seseorang dalam menanggapi informasi yang datang. Demngan demikian pengaruh
media terhadap individu akan berbeda satu sama lain.
§ Teori penggolongan sosial
Penggolongan sosial
lebih didasarkan pada tingkat penghasilan, pendidikan, tempat tinggal dan
agama. Masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu yang cenderung sama maka
akan membentuk sikap yang sama dalam menghadapi stimulasi tertentu. Persamaan
ini berpengaruh terhadap tanggapan mereka dalm menerima pesan yang disampaikan
media massa.
§ Teori hubungan sosial
Menurut teori ini,
banyak masyarakat menerima pesan yang disampaikan media diperoleh melalui
hubungan atau kontak dengan orang lain daripada menerima langsung dari media
massa. Dalam hal ini, hubungan antarpribadi mempunyai pengaruh yang kuat
terhadap penyampaian informasi media
§ Teori norma-morma budaya
Teori ini menganggap
bahwa pesan yang disampaikan media massa akan mendapat tafsiran yang
berbeda-beda oleh masyarakat sesuai dengan budayanya. Ada beberapa cara yang
ditempuh media massa dalam mempengaruhi norma-norma budaya. Pertama, informasi
yang disampaikan media dapat memperkuat pola-pola budaya yang berlaku dan
meyakinkan masyarakat bahwa budaya tersebut harus dipatuhi. Kedua, media massa
dapat menciptakan budaya-budaya baru yang dapat melengkapi budaya lama yang
tidak bertentangan. Ketiga, media massa dapat merubah budaya yang ada dan sudah
berlaku sejak lama serta dapat merubah perilaku masyarakat itu sendiri.
D. Peran dan fungsi media masa sebagai penunjang perubahan
Ada beberapa poin
mengenai peran dan fungsi media massa bagi masyarakat. Melalui media kita dapat
belajar banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran. Berita tentang peristiwa yang
sulit dijangkau dapat kita ketahui melalui media massa, seperti
peristiwa-peristiwa luar negeri maupun dalam negeri dapar diketahui dengan
cepat dan mudah. Hal ini karena media massa memiliki kemampuan untuk memberikan
informasi-informasi secara efektif. Adapaun peran media massa yakni sebagai
berikut:
1) Media massa dapat memperluas pemikiran. Kebanyakan orang yang hidup
dalam masyarakat tradisional dapat mengikuti arus modernisasi dengan adanya
media massa. Media juga membantu negara-negara yang sedang berkembang mengenal
kehidupan negara lain sehingga dapat memperoleh pandangan baru dalam menata
arah masa depan negaranya.
2) Media massa dapt memusatkan perhatian. Masyarakat tradisional yang
bergerak ke arah modern sedikit semi sedikit mulai menggantungkan
pengetahuannya pada media massa. Sehingga hal-hal yang dianggap penting, yang
menarik, trend baru dan sebagainya berasal dari media. Akibatnya lama kelamaan
masyarakat mulai meninggalkan budayanya karena dianggap kuno dan tidak modern.
3) Media massa mampu menumbuhkan aspirasi. Secara tidak langsung aspirasi
masyarakat tumbuh melalui siaran-siaran atau informasi yang disampaikan media
massa. Banyak hal-hal baru yang media sajikan kepada masyarakat. Misalnya, gaya
berpakaian, potongan rambut, sikap dan gaya berbicara para intertainer dll. Hal
yang perlu diperhatikan bahwa terkadang aspirasi yang berlebihan akan membawa
resiko atau dampak buruk jangka pendek maupun jangka panjang.
Fungsi media massa
yaitu:
1) Sebagai pemberi informasi
2) Sebagai pengambilan keputusan. Maksudnya adalah media massaberperan
dalam menghantarkan pesan sebagai bahan diskusi, menyampaikan pesan para
petinggi atau politisi serta memperjelas masalah-masalah yang disampaikannya.
3) Sebagai pendidik. Dalam hal ini media dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat. Baik berupa pendidikan yang berkaitan dengan sekolah atau akademis
maupun pengetahuan-pengetahuan umum.
4) Hiburan dan lain-lain.
E. Dampak positif dan negatif media massa
Pengaruh media massa pada pribadi secara perlahan-lahan namun efektif, media
membentuk pandangan khalayaknya bagaimana seseorang melihat pribadinya dan
bagaimana seseorang seharusnya berhubungan dengan dunia sehari-hari.
1. Dampak positif
a) Masyarakat akan memperoleh suatu informasi dengan lebih pantas. Misal
berita peristiwa-peristiwa di luar negeri dapat diketahui khalayak dengan mudah
melalui media. Hal ini akan menyebabkan masyarakat peka terhadap isu-isu
semasa.
b) Melalui penggunaan internet membolehkan masyarakat keluar dari
kepompongnya. Maksudnya, adanya interaksi dua hal antara suatu masyarakat
dengan masyarakat lain sehingga tidak melihat dari satu sudut pandang.
Sebaliknya, kita akan membuat penilaian mengenai masyarakat luar juga. Bahkan
ide dan pendapat ini mampu mendorong masyarakat untuk berusaha ke arah yang
lebih baik.
c) Media amat memengaruhi kesan kognitif media seperti pembentukan sikap
terhadap perkara yang berkaitan dengan ekonomi, politik, agama, keamanan dan
peristiwa semasa.
d) Dibidang pendidikan, media massa dapat membantu dalam mempermudah
proses pembelajaran dan meningkatkan pengetahuan masyarakat.
e) Dalam bidang ekomoni, madia mempermudah proses perrtukatan barang,
mempermudah proses impor maupun ekspor.
2. Dampak negatif
a) Media banyak memberitakan adegan
kekerasan dan menampilkan aksi pornografi. Dalam perspektif ini, banyak
penelitian menmberikan pernyataan bahwa adanya pemberitaan ini menyebabkan
kekerasan dan kriminalitas semakin meningkat. Terutama oleh kaum muda,
mengakibatkan adanya gangguan emosional, ketakutan, kekhawatiran dan selera
yang menyimpang.
b) Media massa zaman sekarang bisa ‘diatur’ penyiarannya. Banyak media
massa mempropagandakan suatu pesan untuk mendukung tokoh atau kelompok
tertentu. Sehingga seorang yang bergelut dibidang pers yang seharusnmya
bersifat netral, justru mendapat ‘kekangan’ dari perusahaan medianya. Itu
karena media yang berpihak pada tokoh atau partai politik tertentu pasti selalu
harus membawa nama baik orang-orang di pihak mereka. Sehingga membuat pesan
yang diberitakan menjadi tidak murni lagi dan terkesan dimanipulasi.
c) Mengikis budaya tradisional dan budaya asli suatu negara yang sudah
berlaku sejak lama
d) Kekuatan media massa mempengaruhi gaya hidup seseorang
e) Banyak waktu yang dihabiskan di depan media massa seperti internet,
televisi dan game online. Sehingga membuat seseorang seakan-akan terisolasi
dari kehidupan sosial di dunia nyatanya.
F. Budaya massa
isi yang lazim diproduksi dan disebarluaskan oleh media massa selama
berpuluh tahun disebut sebagai budaya massa (lihat Rosenberg dan white, 1957).
Istilah istilah budaya massa mengandung konotasi buruk, terutama karena ada
kaitannya dengan aspek budaya yang disenangi oleh para orang ‘tidak terdidik’
atau orang yang tidak tau membedakan. Di sisi lain, istilah tersebut juga
mempenyai konotasi baik, sebagaimana yang diartikan orang di negara Soviet.
Alasan dibalik konotasi baik tersebut sama dengan alasan dari sudut tinjauan
demokrasi, yaitu karena massa dinilai sebagai sumber atau agen perubahan sosial
yang progresif.
Terdapat beberapa upaya untuk memberi definisi objektif terhadap
pengertian budaya massa. Wilensky (1964, hal. 176) membandingkannya dengan
konsep ‘budaya tinggi’. Budaya tinggi diciptakan dan berada dibawah pengawasan
kalangan elit budaya yang berperan sesuai dengan tradisi estetika, sastra dan
ilmu pengetahuan serta ketat dan dilaksanakan ecara sistematis. Sedangkan
budaya massa mengacu ke pengertian produk budaya yang diciptakan semata-mata
untuk pasar massa.
Jika dibandingkan dengan budaya rakyat atau budaya yang sudah ada
terlebih dahulu sebelum adanya budaya massa.
Budaya rakyat ini kadangkala diremehkan oleh kalangan elit karena
dianggap terlalu sederhana, ketinggalan zaman, atau karena erat kaitannya
dengan kaum petani dan kehidupan ‘kelas bawah’. Disamping itu, upaya pemerintah
untuk melestarikannya sebagai budaya yang hidup biasanya dilaksanakan agak
lambat. Namun disis lain, budaya rakyat telah menjadi sumber penyegaran tradisi
seni, sebagaimana yang terlihat pada berbagai ekspresi seni baru dewasa ini
yang memanfaatkan pola, bahan, tema dan nilai-nilai budaya rakyat.
Bauman (1972) tidak menggambarkan budaya massa sebagai akibat yang
tidak dapat ditolak, yang lahir dari suatu
proses masyarakat modern yang terjadi pada hampir semua tempat;
munculnya pasar, keunggulan organisasi besar dan tersedianya teknologi baru
dalam bidang produksi budaya.
Media massalah yang membuka
kemungkinan lahirnya budaya massa. Media cenderung ‘menjajah’ budaya tinggi
maupun budaya rakyat dalam segi isi dan bentuk. Budaya rakyat banyak mengalami
pengikisan karena khalayak media kurang meminati dan jenis keterampilan yang
mendukung budaya tersebut pun kurang diperlukan dibandingkan dengan jenis
keterampilan yang mendukung budaya tinggi yang secara institusional lebih
banyak dikembangkan.
Untuk lebih jelasnya lihatlah tabel perbandingan berikut ini:[5]
|
Aspek yang dibandingkan
|
Budaya tinggi
|
Budaya massa
|
Budaya rakyat
|
|
Kadar
dan tipe innstitusionalisasi
|
Diakui, dilindungi dan dikembangkan oleh organisasi sosial formal.
Nilai sosial tinggi.
|
Tergantung pada media dan pasar.
|
Pada
awalnya diabaikan, sekarang seringkali dilindungi secara resmi.
|
|
Tipe
organisasi dan produksi
|
Tidak terorganisasi, unik, dan untuk pasar khusus
|
Diproduksi massal untuk pasar massa, memanfaatkan teknologi secara
terencana dan dan terorganisasi.
|
Direproduksi
berdasarkan rancangan corak tradisionayang dibuat dengan tanganl. Pasar tidak penting.
|
|
Isi
dan makna
|
Bermakna ganda (ambigu), mengganggu dan tidak terikat pada waktu
|
Dangkal, tidak bermakna ganda, menyenangkan,universal, tetapi bisa
punah
|
Terlepas
dari kesadaran makna dan tujuan
(mungkin jelas, mungkin juga kabur) dekorasi atau ritualistik, tidak
universal tetapi menembus kurun waktu
|
|
Khalayak
|
Jumlahnya telatif sedikit; bagi ahli seni terlatih dan berpendidikan
|
Mencangkup setiap orang; heterogen, berorientasi konsumtif
|
Semua
anggota kelompok budaya yang sama. Jadi keanggotaannya terbatas
|
|
Tujuan
pemakaian/ efek
|
Memperluas/ memperdalam pengalaman. Keputusan intelektual prestise
|
Kesenangan seketika; pengalihan perhatian
|
Kesinambungan;
adat kebiasaan, solidariitas/ integrasi
|
G. Solusi dan cara menyikapi dampak dari media
Ada beberapa solusi (opini) yang penulis
sampaikan dalam tema ini yang sekiranya dapat meminimalisir atau memperkecil
resiko dari dampak media yang terjadi dewasa ini, yaitu dengan:
1) Memberikan pengawasan melalui aturan dalam bentuk undang-undang dan
dikendalikan oleh pemerintah dan memberikan sanksi-sanksi. Diperkuat kembali
peran Dewan Pers dan KPI dalam mengatur penyiaran dan penerbitan informasi
kepada khalayak.
2) Meningkatkan pembinaan terhadap pendidikan moral dan agama pada tiap individu sejak
dini. Disini peran orangtua/ guru sangat penting dan berpengaruh bagi
perkembangan karakter anak dan remaja.
3) Penyaringan budaya asing dengan meningkatkan internalisasi budaya asli.
Jangan menggantungkan seluruh pengetahuan hanya kepada media, misal jika kita
butuh pemahaman tentang suatu pembelajaran kita bisa bertanya langsung dengan
dosen, guru atau orang yang memang ahli. Ini akan membuat sebuah proses
komunikasi lebih efektif dan mudah dipahami.
4) Meningkatkan pemahaman dan analisis informasi. Disini sikap skeptik
sangat diperlukan, yaitu tidak mudah percaya begitu saja dengan apa yang
disampaikan media. Misal dalam bidang politik tentu saja banyak media yang
mempropagandakan pesan-pesan yang sangat persuasif. Maka khalayak harus kebal
terhadap pengaruh media.
5) Selektif atau memilah-milah program yang sekiranya mempunyai
nilai-nilai moral, edukasi dan manfaat bagi kita. Dengan ini kita dapat disebut
sebagai khalayak yang aktif. Khalayak yang aktif dapat digambarkan dengan
semakin banyak pilihan dan diskriminasi yang terjadi dalam hubungan dengan
media serta konten didalamnya, kita sudah mempunyai perencanaan penggunaan
media. Dan dalam pola memilahannya kita bisa konsisten.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
[1] Marshal McLuhan dan Quentin Fiore, The Medium is the Massage, New
York; Bantam Books, 1967, dalam Richard west dan Lynn H. Turner, Introducing
Communication Theory, hal 464. Lihat juga E.M., Griffinn, First Look At
Communication Theory, haal 345-347.
[2] Ibid.
[3] Denis McQuail (2000), Mass Comunication Theory, 4th Edition, London:
Sage Publication, hal 4.
[4] Ibid.
[5] Denis McQuail.(1996), Teori
Komunikasi Massa Suatu Pengantar, edisi kedua, hal 39.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar